Kim Sang-sik, pelatih tim nasional Vietnam yang juga ditunjuk memimpin tim ASEAN All-Stars menghadapi tantangan besar jelang pertandingan persahabatan melawan Manchester United.
Salah satu kendala utama yang membuatnya pusing adalah situasi yang melibatkan pelatih timnas Indonesia, Mano Polking, yang menjadi momok karena ketidaksiapan melepas para pemainnya untuk bergabung dengan ASEAN All-Stars. Ikuti terus pembahasan menarik dari dunia olahraga sepak bola Indonesia, dan tentunya telah kami rangkum di GOAL WIN.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Tantangan Kim Sang-sik dalam Menyiapkan ASEAN All-Stars
Kim Sang-sik menghadapi tantangan besar dalam menyiapkan tim ASEAN All-Stars untuk pertandingan melawan Manchester United yang akan digelar pada 28 Mei 2025 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Sebagai pelatih yang ditunjuk untuk memimpin skuad yang terdiri dari pemain-pemain terbaik dari 12 negara anggota ASEAN, ia harus memastikan kekompakan dan kesiapan tim menghadapi klub sebesar Manchester United. Namun, masalah pelik muncul ketika timnas Indonesia, salah satu negara kunci dalam skuad ASEAN All-Stars, tidak melepas pemainnya karena kebijakan pelatih mereka, Mano Polking.
Keengganan Mano Polking untuk melepas pemain-pemain kunci timnas Indonesia seperti Asnawi Mangkualam dan Muhammad Ferarri sangat menyulitkan Kim Sang-sik dalam menyusun komposisi pemain ideal. Kedua pemain ini memiliki peran penting dan kualitas yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat lini pertahanan dan tengah ASEAN All-Stars. Ketidakhadiran mereka diprediksi akan mempengaruhi tingkat kekuatan dan daya saing tim. Mengingat pertandingan melawan Manchester United merupakan ajang yang cukup berat dan penuh tekanan bagi seluruh pemain ASEAN.
Baca Juga: Handball Jay Idzes: Mimpi Venezia Menang Pupus di Turin
Timnas Indonesia Tak Dilepas Ke ASEAN All-Stars
Timnas Indonesia menjadi sorotan utama dalam persiapan ASEAN All-Stars menghadapi Manchester United karena ketidaksiapan melepas pemainnya. Pelatih timnas Indonesia, Mano Polking, memutuskan untuk tidak melepaskan sejumlah pemain kunci dari skuadnya. Untuk bergabung dengan tim ASEAN All-Stars dalam pertandingan persahabatan yang akan digelar pada 28 Mei 2025. Keputusan ini merupakan tantangan besar bagi pelatih Kim Sang-sik yang mengandalkan kontribusi pemain Indonesia untuk memperkuat tim.
Salah satu alasan utama ketidaksiapan ini adalah jadwal padat musim kompetisi domestik dan persiapan timnas Indonesia yang masih berlangsung. Sehingga Polking memilih mengutamakan kepentingan tim nasionalnya. Klub asal Denmark yang menaungi pemain Nicholas Mickelson, misalnya. Juga menolak melepasnya karena tidak termasuk dalam jadwal FIFA dan risiko cedera yang dapat merugikan klub di tengah perjuangan mereka. Akibatnya, pemain-pemain yang diharapkan memperkuat ASEAN All-Stars dari Indonesia harus absen, sehingga kekuatan tim menjadi berkurang.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi Kim Sang-sik dan tim ASEAN All-Stars dalam merancang strategi menghadapi klub sebesar Manchester United. Meski demikian, pelatih asal Korea Selatan ini tetap berusaha mengoptimalkan potensi pemain dari negara lain di kawasan ASEAN untuk mengisi kekosongan tersebut. Ke depan, masalah pelepasan pemain ini menjadi pelajaran penting bagi koordinasi antar federasi sepak bola di Asia Tenggara agar kerja sama seperti ASEAN All-Stars. Hal ini dapat berjalan lebih lancar dan bermanfaat bagi perkembangan sepak bola regional.
Masalah Koordinasi dan Tantangan Internal ASEAN
Permasalahan ini memunculkan pertanyaan besar tentang koordinasi antar federasi sepak bola negara-negara ASEAN. Terutama terkait pelepasan pemain untuk event bersama seperti ASEAN All-Stars. Jika ada satu negara yang tidak memberikan dukungan penuh, maka kekompakan dan kekuatan tim pun bisa melemah.
Mano Polking yang mengasuh timnas Indonesia tampaknya memiliki prioritas tersendiri dengan tidak melepaskan pemain kunci ke ASEAN All-Stars. Keputusan ini mungkin didasarkan pada agenda lain di timnas Indonesia atau pertimbangan kompetisi yang sedang berjalan. Namun, secara tidak langsung hal ini menjadi hambatan bagi Kim Sang-sik untuk menurunkan susunan pemain idealknya.